Sabtu, 20 Agustus 2011

Fungsi Otak Kiri dan Otak Kanan

Mengajar haruslah melibatkan otak kiri dan kanan siswanya. Jika tidak melibatkan kedua fungsi otak itu, ketidakseimbangan akan terjadi bagi diri siswa. Potensi salah satu otak itu akan lemah dan semakin lemah. Untuk itu, semua guru/dosen/trainer ketika mengajar haruslah menggunakan strategi pelibatan otak kiri dan kanan siswanya.

Otak manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri dengan fungsi yang berbeda. Otak kanan diidentikkan tentang kreativitas, persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir lateral, tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu mendetail. Sedangkan otak kiri biasa diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, logika, terstruktur, analitis, matematis, sistematis, linear, dan tahap demi tahap.


Perbedaan teori fungsi otak kanan dan otak kiri telah populer sejak tahun 1960. Seorang peneliti bernama Roger Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2 hemisfer (bagian), yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang berbeda. Atas jasanya ini beliau mendapat hadiah Nobel pada tahun 1981. Selain itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya.


Otak kanan berfungsi dalam perkembangan EQ (Emotional Quotient), seperti hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory). Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi misalnya.


Otak kiri berfungsi sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient) seperti hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa dan matematika.


Walaupun keduanya mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi setiap individu mempunyai kecenderungan untuk mengunakan salah satu belahan yang dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas namun keduanya terlibat dalam hampir semua proses pemikiran.

Berdasarkan kekuatan fungsi masing-masing, berarti, kedua fungsi otak manusia itu sangat diperlukan dalam menghadapi hidup. Begitu pula, bagi siswa, pembiasaan penggunaan kedua fungsi otak itu sangat bermanfaat dalam perjalanan dirinya menuju kedewasaan. Dengan begitu, guru/dosen/Trainer dalam mengajar di kelas, metode apapun yang digunakan, sebaiknya berbasis otak kanan dan kiri.


Doug Hall mengatakan, dominasi kerja otak orang mempengaruhi kepribadian :

Si otak kanan : humoris, simple, menyenangkan, boros, lebih percaya intuisi, berantakan-kacau, ede = ekspresi diri, lebih memilih perasaan sebagai solusi masalah, suka bertualang, bermimpi besar, tukang sorak, “pelanggar aturan”, bebas, spontan.

Si otak kiri : serius, rumit, membosankan, hemat, lebih percayai fakta, rapi-terorganisir, ide = profitabilitas, lebih memilih keilmuan, hati-hati, berpengetahuan umum, pendukung diam, pembuat aturan, konservatif, mudah ditebak.



Kasus 1 :

Dr. Makoto Shichida, seorang spesialis perkembangan anak balita, dalam bukunya Right Brain Education in Infancy menjelaskan sebuah hasil studi di Nippon Medical Center oleh Prof. Shinagawa terhadap seorang anak yang bernama Yuka Hatano. Yuka Hatano adalah seorang juara dunia menghitung cepat, yang mampu menghitung 16 digit soal LEBIH CEPAT daripada kalkulator ! Ketika Yuka melakukan perhitungan tersebut, melalui PET scan terlihat bahwa yang mengendalikan fungsi otaknya adalah otak kanan bagian belakang. Di sekolah Shichida, saya (Shinagawa) melihat bagaimana anak-anak SD mampu membaca 1 jilid buku hanya dalam waktu 3-5 menit saja, dan dia tahu persis apa isi buku yg dibacanya. Menurutnya, dia seperti memotret atau men-dowload tiap-tiap halaman buku tsb, dan ketika ditanya, dia akan membuka tiap-tiap halaman bukunya di dalam otaknya untuk mencari jawabannya dengan cepat.



Kasus 2:

Para siswa SD, SMP, sampai SMA menggunakan mungkin sampai 6 jam waktunya belajar di sekolah dan PR per hari dan ikut les/bimbingan belajar. Mereka ini terfokus belajar dengan memanfaatkan otak kiri, misalnya mereka belajar matematika, fisika, kimia, biologi, sejarah, bahasa, dan lain-lain. Mereka ini diajarkan menggunakan logika dan belajar dengan cara yang runut (sekuensial). Amat jarang mereka belajar bagaimana menggunakan intuisi dan imajinasi.


Katakanlah mereka belajar di SD selama 6 tahun, di SMP selama 3 tahun, dan di SMA selama 3 tahun. Jadi selama 12 tahun, mereka rata-rata menggunakan waktu 6 jam per hari. Jika satu minggu mereka belajar selama 5 hari di sekolah. Dan ada 4 minggu per bulan, serta belajar efektif di sekolah selama 9 bulan per tahun, maka dari SD sampai SMA mereka belajar menggunakan otak kiri selama:

6 jam/hari x 5 hari/minggu x 4 minggu/bulan x 9 bulan/tahun x 12 tahun = 12.960 jam.

Pertanyaannya adalah berapa lama pola pembelajaran yang memanfaatkan otak kanan?


Mana yang dulu digunakan : Otak Kanan atau Otak Kiri?

Anda si Otak Ekstrem Kanan atau Si Ekstrem Otak Kiri atau Si Otak Seimbang? Mana dulu yang sebaiknya digunakan, Otak Kanan dulu baru Otak Kiri atau sebaliknya? Ingat cerita : bagaimana awalnya Archimides mengungkap tentang massa jenis? Mana dulu yang digunakan Archimides otak kanan atau otak kirinya? Bagaimana awalnya Newton mengungkap tentang gravitasi? Mana dulu yang digunakan Newton, otak kanan atau kiri? Bagaimana awalnya Einstein dengan teori relativitasnya? Mana dulu yang digunakan Einstein, otak kanan atau otak kiri? Atau ide menjual air di negeri yang penuh air (AQUA) oleh Tirto Utomo? Mana yang digunakan Tirto Utomo, otak kanan atau otak kirinya? Ketika dia menjual air minum 250 mm seharga Rp 500,00; sementara PDAM menjual air bersih seribu liter seharga Rp 2 ribu?



Ingat cerita George Eastment, pendiri Eastment Kodak, menyatakan bahwa merek "Kodak" yang melegenda itu, huruf "K", muncul secara intuitif. Sam Walton, pendiri Walt Mart, menggunakan intuisinya ketika mendirikan sebuah toko pada tahun 1962, kini dia memiliki 1.300 toko. John Mihalasky dan E Douglas Dean menemukan bahwa 80% CEO yang sukses memiliki intuisi di atas rata-rata.

Cara Belajar yang Baik

Untuk menuju sukses di masa depan, para pelajar berlomba-lomba belajar untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Sesuai dengan pepatah “Belajar Merupakan Kunci Keberhasilan”. Belajar adalah memahami, merasakan, mengetahui, mencari, menjelaskan, sehingga dengan belajar orang akan mengetahui segala yang belum diketahui.
Belajar pada umumnya dilakukan pada saat jam pelajaran sekolah. Namun, untuk mendapatkan cara belajar yang efektif, belajar dibutuhkan waktu yang banyak. Tidak di jam sekolah saja, belajar wajib dilakukan saat dirumah. Belajar yang sukses tergantung dengan cara belajar masing-masing orang, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, sebagian orang memiliki cara kerja otak yang sama, sehingga cara belajarnyapun sama. Berikut beberapa tips cara belajar yang baik.
  1. Niatkan dalam diri, berikan motovasi belajar terlebih dahulu. Yakin dan berikan semangat dalam hati. Bahwa, dengan belajar kita dapat mendapatkan nilai yang baik di sekolah.
  2. Mulai belajar dengan membaca terlebih dahulu. Setelah membaca, buat resume dari buku yang Anda baca. Membaca sambil menulis meningkatkan kinerja ingatan pada otak Anda.
  3. Jika ada yang tidak dimengerti, jangan malu untuk bertnya. Dan jangan malu untuk menjawab pertanyaan dari orang lain. Belajar dari pertanyaan orang lain menambah pengetahuan Anda.
  4. Hindari dari perbuatan mencontek. Kerjakan ujian dengan jawaban sendiri. Dengan begitu, Anda akan tahu, sisi mana yang belum diketahui, dan sisi mana yang harus dipelajari.
  5. Belajar yang terlalu serius juga tidak baik untuk otak, beri jenjang waktu belajar dan refreshing. Bisa juga dilakukan dengan belajar kelompok, belajar kelompok menjadi alternative belajar yang efisien. Jika tidak ada yang dimengerti, Anda bisa bertanya langsung kepada teman belajar kelompok Anda.
  6. Buat perencanaan waktu belajar yang baik. Misalnya, jika Anda bersekolah dari jam 7 sampai dengan jam 2 siang, berikan waktu 2 jam pada jam 7 malam sampai dengan jam 9 untuk mengulang pelajaran di sekolah.
  7. Belajarlah dengan tekun, berlatih terus dengan berbagai soal pelajaran di sekolah.
Ke 7 tips diatas tidak akan berarti jika Anda sendiri tidak memiliki motivasi untuk belajar, tingkatkan motivasi belajar Anda, lalu ikuti tips belajar efektif diatas, Barengi belajar dengan doa yang tulus kepada Tuhan, agar diberikan hasil yang maksimal, semoga sukses.

Silaen

Silaen adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia. Dari daerah ini rata rata penduduknya adalah petani dan peternak. Petani disini rata rata menanam padi sekali setahun dan beternak, babi, kerbau, ayam, bebek, ikan dan lain lain. Dari sini banyak berasal marga Panjaitan, Silaen, Napitupulu, Sitorus, Siagian, Simanjuntak, Barimbing, Tampubolon dan lain lain. Penduduk daerah ini mayoritas adalah suku Batak Toba. Saat ini penduduk di Silaen telah berbaur dengan warga dari suku lain, seperti Jawa, Padang, Batak Karo dan lainnya. Penduduk di Silaen hidup rukun dan tentram. Agama yang dianut di daerah ini adalah Kristen Protestan, Katolik, dan Islam. Mereka hidup rukun dan berdampingi. Tidak membedakan suku atau agamnya.

Sejarah masuknya agama Kristen ke suku Batak

Suku Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang mempertahankan kebudayaanya, memegang teguh tradisi dan adat. Pada masa lampau orang batak tidak suka terhadap orang luar (Barat/’’sibontar mata’’) kerena mereka dianggap sebagai penjajah. Selain itu, ada paham bagi mereka bahwa orang yang berada di luar suku mereka adalah musuh, sebab masa itu sering terjadi perang antar suku. Sebelum Injil masuk, suku Batak adalah suku penyembah berhala. Kehidupan agamanya bercampur, antara menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan magi. Ada banyak nama dewa atau begu (setan) yang disembah, seperti ‘’begu djau’’ (dewa yang tidak dikenal orang ), begu antuk (dewa yang memukul kepala seseorang sebelum ia mati), begu siherut(dewa yang membuat orang kurus tinggal kulit),dll.
Suku Batak hidup dengan bercocok tanam, berternak hewan dan berladang. Hasil dari perternakan dan cocok tanam mereka jual ke pasar pada hari tertentu. Di pasar mereka melakukan transaksi untuk keperluan sehari-hari seperti membeli beras, garam, tembakau dll. Keadaan yang dinamis ini sering terusik oleh permusuhan antara satu kampung dengan kampung lainya. Tidak jarang permusuhan berakibat pembunuhan dan terjadi saling balas dendam turun-temurun. Jika di kampung terjadi wabah, seperti pes dan kolera, mereka akan meminta pertolongan Raja Sisingamangaraja yang berada di Bakkara. Raja Si Singamangaraja pun datang dan melakukan upacara untuk menolak bala dan kehancuran. Hampir semua roda kehidupan orang Suku Batak dikuasai oleh aturan-aturan adat yang kuat. Mulai lahirnya seorang anak, beranjak dewasa, kemudian menikah, memiliki anak hingga meninggal harus mengikuti ritual-ritual adat.
Masuknya penginjil ke tanah batak utusan pekabaran injil baptis Inggris
Pada tahun 1820 tiga utusan Pekabaran Injil Baptis Inggris yaitu Nathan Ward, Evans dan Richard Burton dikirim ke Bengkulu untuk menjumpai Raffles. Kemudian Raffles menyarankan supaya mereka pergi ke Utara, ke daerah tempat tinggal suku Batak yang masih kafir. Burton dan Ward menuruti petunjuk Raffles. Mereka pergi ke Utara, awalnnya mereka bekerja di pesisir, kemudian tahun 1824 masuk ke daerah lebih dalam lagi, yakni Silindung-wilayah suku Batak Toba. Saat mereka tiba di Silindung, mereka diterima dengan baik oleh raja setempat, namun perjalanan penginjilan mereka terhenti ketika terjadi salah paham dengan penduduk. Penduduk salah menafsir khotbah penginjil tersebut yang mengatakan kerajaan mereka harus menjadi lebih kecil, seperti anak kecil. Penduduk tidak suka hal ini maka para penginjil tersebut diusir pada tahun itu juga.
Penginjil utusan American Board of Commissioners for Foreign Mission
Kemudian tahun 1834 dua orang Amerika, yaitu Munson dan Lyman yang merupakan utusan gereja Kongregationalis Amerika yang diutus oleh The American Board of Commissioners for Foreign Mission (ABCFM) di Boston masuk ke Sumatera. Pada 17 Juni 1834 mereka tiba di Sibolga dan menetap beberapa hari di sana. Kemudian 23 Juni 1834 mereka berangkat menuju pegunungan Silindung. Dalam perjalanan, ketika tiba di pinggir Lembah Silindung, malam hari 28 Juni 1834 mereka dihadang, ditangkap dan dibunuh di dekat Lobu Pining. Pembunuh penginjil tersebut adalah Raja Panggalamei (Raja di Pintubosi yang tinggal di Singkak) bersama dengan rakyatnya.
Penginjil utusan Rheinische Missions Geselschaf
Tahun 1840 seorang ilmuan berkebangsaan Jerman F. Junghuhn melakukan perjalanan ke daerah Batak dan kemudian menerbitkan karangan tentang suku Batak. Karangan tersebut sampai ke tangan tokoh-tokoh Lembaga Alkitab di Belanda, hingga mereka mengirim seorang ahli bahasa bernama H. Neubronner van der Tuuk (tuan yang berkecukupan). Van der Tuuk adalah orang Barat pertama yang melakukan penelitian ilmiah tentang bahasa Batak, Lampung, Kawi, Bali. Ia juga orang Eropa pertama yang menatap Danau Toba dan bertemu dengan Si Singamangaraja. Ia merasa senang berkomunikasi dan menyambut orang Batak di rumahnya. Van der tuuk memberi saran supaya lembaga zending mengutus para penginjil ke Tapanuli, langsung ke daerah pedalamannya. Untuk menunjang masukannya tersebut, ia menyusun sebuah kamus, mengumpulkan cerita, pribahasa, dan menerjemahkan Injil dan beberapa bagian Alkitab ke dalam bahasa Batak. Tahun 1857 pekabar Injil G Van Asselt utusan dari jemaat kecil di Ermelo, Belanda melakukan pelayanan di Tapanuli. Ia menembus beberapa pemuda dan memberi mereka pengajaran Kristiani, pada 31 Maret 1861 dua orang Batak pertama dibaptis, yaitu: Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar. Tahun ini juga, tepatnya 07 Oktober 1961 diadakan rapat empat pendeta di Sipirok, yaitu Pdt. Heine, Pdt. Klemmer,(pendeta Jerman) dan Pdt. Betz, dan Pdt. Ansselt(Pendeta Belanda) untuk menyerahkan misi penginjilan kepada Rheinische Missions Geselschaf. Hari ini dianggap menjadi hari berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Kemudian Ludwig Ingwer Nommensen (1834-1918) tiba di Padang pada tahun 1862. Ia menetap di Barus beberapa saat untuk belajar bahasa dan adat Batak dan Melayu. Ia tiba melalui badan Misi Rheinische Missions Geselschaf. Kemudian tahun 1864 ia masuk ke dearah Silindung, mula-mula di Huta Dame, kemudian di Pearaja (kini menjadi kantor pusat HKBP).
Dalam menyampaikan Injil, Nommensen dibantu oleh Raja Pontas Lumban Tobing (Raja Batak Pertama yang dibaptis) untuk mengantarnya dari Barus ke Silindung dengan catatan tertulis bahwa ia tidak bertanggung jawab atas keselamatannya. Pada awalnya Nommensen tidak diterima baik oleh penduduk, karena mereka takut kena bala karena menerima orang lain yang tidak memelihara adat. Pada satu saat, diadakan pesta nenek moyang Siatas Barita, biasanya disembelih korban. Saat itu, Sibaso(Pengantara orang-orang halus) sesudah kerasukan roh menyuruh orang banyak untuk membunuh Nommensen sebagai korban, yang pada saat itu hadir di situ. Dalam keadaan seperti ini, Nommensen hadir ke permukaan dan berkata kepada orang banyak: Roh yang berbicara melalui orang itu sudah banyak memperdaya kalian. Itu bukan roh Siatas Barita, nenekmu, melainkan roh jahat. Masakan nenekmu menuntut darah salah satu dari keturunanya! Segera Sibaso jatuh ke tanah. Menghadapi keadaan yang menekan, Nommensen tetap ramah dan lemah lembut, hingga lama-kelamaan membuat orang merasa enggan dan malu berbuat tidak baik padanya. Pada satu malam ketika para raja berada di rumahnya hingga larut malam dan tertidur lelap, Nommensen mengambil selimut dan menutupi badan mereka, hingga pagi hari mereka terbangun dan merasa malu, melihat perbuatan baik Nommensen. Sikap penolakan raja batak ini disebabkan kekhwatiran bahwa Nommensen adalah perintisan dari pihak belanda.
Perkembangan kekristenan setelah Injil masuk
Suku Batak yang masuk Kristen mendapat tekanan dan diusir dari kampung halamanya karena tidak mau memberi sumbangan untuk upacara-upacara suku. Keadaan seperti ini mamaksa mereka berkumpul pada satu kampung tersendiri, yaitu [Huta Dame] (kampung damai). Setelah tujuh tahun Nommensen melakukan penginjilan, orang Batak yang masuk Kristen berjumlah 1.250 jiwa. Sepuluh tahun kemudian 1881 jumlahnya naik lima kali lipat, hingga jumlah orang Batak yang masuk Kristen adalah sekitar 6.250 orang. Pada tahun 1918 sudah tercatat 185.731 orang Kristen di wilayah RMG Sumatera Utara. Tahun 1881 Nommensen diangkat menjadi menjadi Ephorus oleh RMG, jabatan tersebut dipegangnya hingga ia meninggal 23 Mei 1918. Suku batak memberi gelar kepada Nommensen dengan sebutan ‘’Ompu i’’ (Nenek Kita), gelar ini memposisikan Nommensen sama dengan Si Singamangaraja atau tokoh sakti lainya.

Jumat, 19 Agustus 2011

Awal dan Perkembangan Agama Kristen di Tanah Batak

Quantcast
Kuburan BatakSebelum masuknya pengaruh agama ke Tanah Batak, orang Batak pada mulanya belum mengenal nama dan istilah “Dewa-dewa”. Orang Batak saat itu percaya kepada roh-roh leluhur dan benda-benda mati. Sebelum ada pengaruh agama, orang Batak adalah penyembah berhala. Kehidupan agamanya bercampur antara penganut animisme, dinamisme, dan magi.

Orang Batak mengenal satu Tuhan yang disebut dengan “Ompu Na Bolon” (Kakek/Nenek yang Maha Besar). Ompu Na Bolon bukanlah Dewa. Dia dilahirkan oleh Nenek Moyang orang Batak terdahulu yang pertama menciptakan adat bagi manusia. Ompu Na Bolon kemudian menjadi Mula Jadi Na Bolon atau Tuan Mula Jadi Nabolon.
Kristen masuk ke Indonesia diperkirakan sekitar abad ke-7. sumber-sumber tua berbahasa Arab memberitakan tentang adanya umat Kristen di Sumatera Utara (Barus).

PARMALIM
Parmalim sebenarnya adalah identitas pribadi, sementara kelembagaannya disebut Ugamo Malim. Berjuang bagi parmalim bukan hal baru. Karena leluhur pendahulunya dari awal dan akhir hidupnya selalu dalam perjuangan. Perjuangan dimulai sejak Raja Sisingamangaraja menyatakan penolakan kolonialisme Belanda yang merusak tatanan kehidupan masyarakat, adat dan budaya.

Raja Monang Naipospos adalah pengurus Pusat Ugamo Malim. Sebuah agama kepercayaan yan lahir dari kebudayaan Batak. Agama ini merupakan peninggalan Raja Sisingamangaraja. Kini pusat agama Parmalim terbesar berada di Desa Hutatinggi, 4 km dari kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Di desa ini ada rumah adat orang Parmalim yang disebut Bale Pasogit.

KRISTEN MASUK TANAH BATAK
Kristen Katolik dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis, khususnya di Flores dan Timor. Sementara Kristen Protestan pertama sekali diperkenalkan oleh bangsa Belanda pada abad ke-16 dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Wilayah penganut animisme di Indonesia bagian timur merupakan sasaran utama orang-orang Belanda termasuk Maluku, Nusa Tenggara, Papua dan Kalimantan.
Kristen menyebar melalui Pelabuhan Borneo, kaum Missionaris pun tiba di Toraja, Sulawesi. Wilayah sumatera juga menjadi target para Missionaris ketika itu, khususnya orang-orang Batak dimana sampai sekarang masih banyak yang menjadi pemeluk Protestan.